Peristiwa miterius ini adalah nyata adanya dan banyak saksi matanya, namun terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya diawali pada hari Senin, 26 Februari 2007 dan berakhir pada esok harinya, hari Selasa 26 Februari 2007 pagi waktu Subuh. Tapi hanya sedikit yang memberitakannya. Kami ingin membuat artikelnya sejak dulu, namun masih tak mendapatkan gambar atau fotonya, nah pada kesempatan kali inilah, akhirnya tulisan ini dapat kami turunkan.
Kala itu hari Selasa pagi, seluruh warga sekitar RW 06 Jl. Karet Pasar Baru Barat, Karet Tengsin, Tn. Abang, Jakarta Pusat sontak kaget bukan kepalang. Mereka digemparkan dengan suatu kejadian yang misterius, aneh tapi nyata dan penuh dengan keganjilan, terselubung oleh misteri yang tak akan terpecahkan!
Kejadian tersebut sebenarnya tak bisa dicerna oleh nalar sehat, namun semua itu kita kembalikan kepada Sang Pencipta segalanya, karena semua kejadian yang ada di jagad ini atas kehendak-Nya, tinggal kita sebagai manusia yang beriman menyikapinya secara arif, positif dan bijaksana. Karena segala kejadian di muka bumi dan diseluruh alam ini adalah atas kehendak dan kuasa-Nya.
Diawali Hujan Rintik Dini HariDiawali pada dini hari diwaktu itu, Senin malam Selasa di malam nan sepi, kota megapolitan Jakarta diiringi oleh hujan rintik-rintik tiada henti, tepatnya sekitar jam 00:30 seudah masuk hari Selasa dini hari, Bapak Teto Desto seorang supir taxi dari perusahaan ’’P’’ Taxi sudah keliling kesana-kemari namun belum jua mendapat sewa/penumpang.
Ketika Bapak Teto Desto melewati Jalan sekitar Manggarai tepatnya di depan salah satu bar dan diskotik, bapak beranak empat tersebut diberhentikan oleh tiga sosok wanita cantik.
Ketika taksinya mulai menepi, Bapak Teto tidak ada firasat apapun, namanya juga sebagai pelayan jasa, ia langsung saja mempersilahkan konsumennya untuk masuk ke dalam taksinya sembari mengucapkan rutintas salamnya “Selamat pagi Non, silahkan masuk.. ingin diantar kemana ..?”.
Namun ketiga wanita tersebut diam saja tidak berkata sedikitpun. Setibanya di salah satu terowongan tepat di lampu merah, (sepertinya di Jl. Galunggung, saat berada dibawahunderpass Dukuh Atas) bapak beranak empat tersebut menegur kembali dengan pertanyaan yang sama, dan akhirnya salah satu dari penumpang tersebut menjawab dengan nada terputus-putus, ’’jalan aja dan lurus’’.
Ke Arah Kuburan Karet Bivak, Jakarta.Dinginnya udara akibat rintik hujan di Jakarta pada malam itu dan ditambah pula oleh suhu AC di dalam taxi, membuat suasana di dalamnya menjadi sedikit mencekam dan anehnya mereka tetap tak berucap satu patah katapun, tetap hening.
TPU Karet Bivak Jakarta Pusat
Karenanya, seketika itu pula entah kenapa, pak Teto juga mulai mencurigai adanya ketidakberesan dari penumpang di dalam taxi sewaannya tersebut.
Tapi apa boleh buat pikirnya, ia harus dan wajib mengantarkan sewanya ke tempat tujuan walaupun ia sendiri belum mengetahui kemana.
Akhirnya setelah taxi melintasi jalan diseberang TPU (Tempat Pemakaman Umum) Karet Bivak, salah satu dari penumpang tersebut berkata, ’’Nanti balik arah, pak…”.
Maka, pak Teto pun berbalik arah memutar (sepertinya saat berada di Jl. KH. Mas Mansyur saat mengarah ke Jl. Jenderal Sudirman, lalu berbalik arah, kini mengarah sebaliknya, ke arah Tanah Abang).
Pandangan jalanan tanpa aspal dari jalan raya KH Mas Mansyur. “Di depan truk masuk belok ke kiri…”. Inilah jalanan yang harus dilalui takdi dengan belok ke kiri setelah truk-truk parkir, berada diantara Kuburan Karet Bivak (disisi kanan) dan rumah warga (disisi kiri). Setelah masuk sekitar 200 meter ada Gang Sempit belok ke kiri dimana tempat taksi itu akhirnya berhenti.
Tak lama berselang, lalu terdengar lagi ucapan, “Di depan truk masuk belok ke kiri…” (sepertinya dari Jl. KH. Mas Mansyur, masuk ke Jl. Karet Pasar Baru Barat persis sebelum Kuburan Karet Bivak, karena di Jl. Raya KH. Mas Mansyur yang berada di depan jalan itu memang ada beberapa truk yang selalu mangkal).
Otomatis pak Teto terus mengikuti ucapan wanita itu. Maka ia pun mulai memasuki jalanan kecil tanpa aspal diantara TPU Karet Bivak dan perumahan warga, namun masih pas dengan dua mobil jika saling berpapasan.
Tak lama kemudian terdengar lagi ucapan sosok itu, “belok kiri…’’, ujar salah satu penumpang. Bapak Teto belum menyadari dan tak terasa aneh, bahwa arah yang disebutkan adalah sebuah gang kecil alias jalan kampung yang berada disamping Kuburan atau TPU Karet Bivak.
Rute taksi dari arah Manggarai hingga ke TPU Karet Bivak (garis merah), lalu berhenti hingga akhirnya ditemukan oleh warga setempat (titik kuning)
Setelah salah satu penunpangnya turun, pak Teto diminta untuk menunggu sebentar, sementara dua penumpang lainnya masih berada dibangku belakang.
Lumayan lama setelahnya, pak Teto pun penasaran dan menoleh untuk melihat kedua penumpang yang masih ada dibangku belakang dan seketika itupun ia pingsan. Tiba-tiba ia sadar oleh bantuan warga saat menjelang Subuh, dan ia sudah berada di dalam sebuah pos RW di daerah itu.
Sesi Investigasi Tanya Jawab Dengan Supir Taxi, Pak Teto Desto.Ketika ditanyakan apa yang terlihat oleh bapak Teto ketika belok menuju ke arah tersebut, bapak empat anak tersebut menjawab, ’’Ketika itu saya melihat yang ada bukan TPU, namun rumah-rumah gedongan yang mewah-mewah’’.
Kenapa Bapak bisa masuk di gang sempit seperti ini ?
Pak Teto menjawab lagi sambil masih terheran-heran, ’’Saya juga nggak ngerti mas, sebab malam itu yang terlihat oleh saya hanya rumah mewah dan megah dengan jalanan yang luas tidak sesempit ini dan yang lebih nggak masuk akal kenapa taxi yang saya bawa bisa melewati jalan setapak yang lebarnya tak lebih dari dua meter???” pak Teto balik bertanya dengan muka masih terheran-heran.
Gang sempit inilah tempat taksi pak Tato masuk, posisi depan taksi mengarah kedepan sana dekat “saung” warga, terlihat atap “saung” yang kanan kirinya terdapat saluran air atau got, tembok pada sisi kiri adalah tembok pembatas SMPN 38 Jakarta.
“Padahal, mas bisa lihat sendiri keempat ban mobil taxi saya itu berada diatas kanan kiri saluran got!’, tandasnya dengan muka penuh keheranan.
“Nah, sampai detik inipun, nggak mungkin saya bisa menjalankan taxi tersebut untuk keluar dari gang ini lagi dan balik kembali menuju ujung gang yang telah saya lewati semalam’’, jelas pak Teto dengan nada terbata-bata heran.
Perlu ketahui bahwa memang gang tersebut pernah admin datangi, yang hanyalah tipe jalan setapak yang luasnya memang tak lebih dari 2 meter dan dikanan kiri gang tersebut masing-masing juga terdapat saluran got yang terbuka.
Sedangkan persis disebelah kanan taxi adalah pemukiman warga yang begitu penuh sesak, dan di sebelah kirinya adalah tembok gedung sekolah SMPN 38 Jakarta.
Lalu, bagaimana ceritanya bapak bisa disuruh menunggu di sini?
’’Begini mas… ketika itu salah satu penumpang wanita tersebut menyuruh saya berhenti di sini, dia bilang ‚’’Tunggu’, ya…” – sebagai pelayan jasa yang baik saya wajib menunggu tanpa menggerutu walaupun saat itu sekujur bulu kuduk saya mulai merinding entah kenapa”, jelas pak Teto.
Kemana arah salah satu wanita penumpang itu pergi, pak?
Pak Teto hanya menunjuk ke kuburan yang semalam tadi dia lihat sebagai rumah-rumah mewah tanpa ia bersuara sedikitpun. Mungkin dia masih tak percaya dan kaget sebab kenyataannya di pagi itu menunjukkan bahwa komplek rumah-rumah mewah tersebut adalah merupakan komplek Pemakaman Umum (Kuburan) Karet Bivak, bukan rumah-rumah mewah seperti yang ia lihat tadi malam.
Beginilah posisi taksi di dalam Gang sempit yang terjebak dan berhenti dekat “saung” warga yang dikemudikan oleh pak Teto, membuat warga berkerumun dan terlihat takjub bahkan tak percaya, hingga mereka akhirnya menuju lokasi dan dapat melihat dengan matanya sendiri.
Gang Sempit tempat taksi berpenumpang hantu “terjebak”. Pada sisi pandangan ini taksi dari arah kuburan yang terdapat diujung gang. Artinya posisi depan taksi mengarah kesini. Terlihat pula atap “saung” milik warga. (foto diambil Oktober 2013)
Gang Sempit dengan kedua sisi kanan-kiri terdapat got terbuka tempat taksi berpenumpang hantu “terjebak”. Tebok sebelah kanan adalah pagar batas SMPN 38 Jakarta. Pada sisi pandangan ini taksi dari arah kuburan yang terdapat diujung gang, Artinya posisi depan taksi mengarah kesini, Terlihat pula atap “saung” milik warga. (foto diambil Oktober 2013)
Lalu kapan bapak mulai menyadari bahwa ada keganjilan atau keanehan di dalam taxi yang bapak bawa…?
“Ya….itu mas, saat penumpang yang satu turun dan bilang ‘’’tunggu’’ dia jalan beberapa langkah lalu nggak terlihat lagi oleh saya, lalu dengan rasa nggak karuan yang kuat sekali, dalam hati saya berkata, agar saya melihat ke kaca spion dalam diatas dasboard, untuk melihat kedua penumpang lainnya yang masih duduk di belakang, kok rasanya ada keanehan, tapi pas saya menoleh ke bangku belakang… saat itu pula saya mulai tidak sadarkan diri lagi….’’ kenangnya.
Kenapa bapak bisa tidak sadarkan diri pada saat itu?
Dengan intonasi yang masih gemetar, bapak empat anak itu menjelaskan, ‘’’Gimana saya nggak pingsan mas… ketika saya menoleh ke bangku belakang untuk melihat ke arah penumpang yang lainnya…..’’ pak Teto sontak berhenti berbicara dan tunduk terdiam.
Lalu ia meneruskan jawabannya, “Pas aku lihat, kedua penumpang tersebut memiliki wajah yang nggak karuan bentuknya! Dan amat sangat menakutkan!!”, tambah pak Teto yang sorot matanya terlihat kosong tak fokus di dalam ruangan pos RW setempat, lalu kembali menundukkan wajahnya sambil menggelengkan kepala dan berhenti berbicara.
Seluruh warga yang ada di ruang pos RW pun ikut terdiam. Mungkin saja pak Teto diam tertunduk dan menggelang kepala karena masih teringat oleh wajah menakutkan dari sosok hantu tersebut.
Kemudian ia mulai melanjutkan ceritanya, “Saat itulah saya mulai nggak sadarkan diri dan akhirnya saya baru mengetahui kalau saya sudah berada di dalam Pos RW 06 Karet Tengsin ini, yang katanya saya di bopong oleh warga tadi pagi ke Pos RW ini, ‘’ sambil ia menunjuk Bapak Haji Imron sebagai ketua RW 06 setempat.
Posisi taksi yang mengantarkan tiga sosok wanita hantu, terlihat masih berada di dalam gang sempit dekat kuburan Karet Bivak, Jakarta sebelum dievakuasi warga.
Pandangan lebih lebar Gang Sempit tempat taksi berpenumpang hantu “terjebak”. Pada sisi pandangan ini taksi dari arah kuburan yang terdapat diujung gang, Artinya posisi depan taksi mengarah kesini dan berhenti dekat “saung” milik warga. Sisi kiri adalah rumah warga dan terlihat pula pada sisi kanan adalah pagar depan SMPN 38 Jakarta.(foto diambil Oktober 2013)
Pandangan Gang Sempit dari luar. Terlihat pintu gerbang SMPN 38 (kanan foto) dan Gang Sempit tempat taksi terjebak (kiri). Taksi masuk dariujung Gang Sempit dekat kuburan TPU Karet Bivak yaitu Jl. Karet Pasar Baru Barat. Dan jika misalnya taksi berhasil keluar, maka akan menembus jalan ini yang lebih lebar, yaitu Jl. Karet Pasar Baru Barat-I (foto diambil Oktober 2013)
Penulis Terlambat Datang Saat Cek Ke Lokasi KejadianSebenarnya admin telah mendengar cerita ini pada siang hari tepat di hari tersebut, namun karena terlambat datang, kami hanya disuguhkan oleh suasana warga yang masih ramai dengan obrolan yang mengherankan dan tak masuk akal.
Sayangnya, taxi yang bersangkutan ternyata juga sudah dievakuasi warga saat menjelang Subuh, maka kami tak memiliki bukti gambar atau foto untuk jangka waktu bertahun-tahun lamanya, agar dapat dilampirkan sebagai pembuktian pada artikel kami.
Oleh karenanya, tanpa foto maka cerita nyata yang sangat misterius dan sangat aneh ini tak kami muat dalam sebuah artikel karena akan diangap isapan jempol belaka. Akhirnya, baru kali inilah kami dapat membuatnya karena terdapat foto dari salah satu blogger di blogspot.
Pada kesempatan dulu itu, kami hanya mendapatkan “sisa-sisa bukti” yang tak kalah mengherankan. Terlihat aspal di gang tersebut yang telah bergaris-garis oleh tindihan benda berat, menandakan taxi tersebut terseret-seret.
Selain itu dikatakan pula oleh beberapa saksi, bahwa untuk mengevakuasi taxi tersebut, mereka harus membongkar beberapa beton tong sampah agar taxi dapat ditarik keluar gang. Dan warga juga terpaksa menambahkan beberapa balok dan multiplek, agar ban taxi dapat memijak lalu ditarik keluar gang sempit itu.
Lalu, timbul pertanyaan di benak kami yang kadang ngawur walau mungkin terjadi entah bagaimana, “Jadi, apakah taxi tersebut berjalan masuk gang dengan “menyeret” badan taxinya sendiri tanpa ban yang menyentuh aspal?”
Peta lokasi dimana taksi tersebut berada di gang sempit yang dapat menembus ke Kuburan Bivak, persis disebelah SMPN 38 Jakarta Pusat.
Ada pertanyaan kedua kami yang tak kalah mengherankan dan tak dapat dijawab bahkan oleh warga setempat yang mana rumah-rumah mereka saling berdesak-desakan dan berada persis sekali dipinggir gang, yaitu: “Apakah para warga setempat tak ada yang mendengar deru mesin mobil / taxi saat masuk ke gang sempit itu?”.
Kali ini ada jawabnya, namun serempak hampir semua warga menjawab bahwa mereka tak mendengar ada deru mobil atau taxi tersebut. Tiba-tiba saja saat menjelang subuh-lah, mereka sontak kaget dan heran, tiba-tiba ada taksi yang sedang “nongkrong” di dalam gang sempit dengan supir yang sudah pingsan. Wow!!
Persis di depan gang tersebut juga terlihat ada seperti pos atau saung tempat tiap malam biasanya warga “nongkrong” disaat ronda malam, yang kata mereka juga ternyata pada malam itu, kebetulan juga sepi!
Sebuah kebetulan? atau suatu kesempatan bagi hantu-hantu itu agar dapat naik taksi sekaligus bergaya kepada sesama mereka? :p Namun bisa saja karena malam menjelang Subuh saat itu hujan rintik-rintik, membuat warga enggan untuk keluar rumah.
Terlihat warga setempat yang bingung masih tampak berkerumun, bagaimana bisa sebuah taksi dapat masuk ke gang sempit di daerahnya?
Perlu diketahui pula, bahwa TPU di daerah ini ada dua buah, yaitu TPU Karet Bivak dan TPU Karet Tengsin. TPU Karet Bivak berada persis diperempatan jalan besar atau hook , jalan KH. Mas Mansyur yaitu jalan yang menghubungkan Jl. Jenderal Sudirman menuju ke Tanah Abang (jika anda dari Jl. Jenderal Sudirman)
Lalu jalan itu “dipotong” oleh sebuah jalan melintang dan menjadi sebuah perempatan, jika ke kiri Penjernihan, Pejompongan dan jika ke kanan adalah yang melintas di depan Hotel Sangrila, yaitu jalan Galunggung.
Sedangkan yang kedua adalah TPU Karet Tengsin, itu lain lagi, TPU itu adalah tempat dimana makam ustadz Uje yang terkenal kini dimakamkan. (
lihat lokasi via satelit)
Suasana saat pak Teto sang supir taksi diinterogasi oleh warga di ruang pos RW setempat.
Sebenarnya terkadang kami sering mendapat kabar mengenai peristiwa-peristiwa mistis dan misterius sejenis yang tak dapat dijelaskan oleh nalar, tapi karena tak adanya pembuktian berupa gambar atau foto, maka banyak diantara cerita tersebut tak kami turunkan ke dalam artikel, karena bisa jadi akan dibilang hoax.
Demikianlah cerita misteri kali ini yang memang benar-benar terjadi dan akhirnya dapat kami informasikan, semoga kita semua dalam lindungan-Nya karena baik kejadian tersebut di atas maupun kejadian-kejadian ganjil dan aneh yang pernah terjadi, semuaa adalah merupakan rahasia Ilahi.
Dan semoga kita sebagai mahluk ciptaan-Nya dapat selalu berpikirian positif serta mengambil hikmah yang baik atas kejadian tersebut. Karena kita hidup dan bernapas berkat kemurahan dan kasih sayang dari-Nya. Semoga cerita diatas dapat menjadikan info dan pelajaran berharga.